entang risiko eksplorasi gua di Indonesia. ( Cahyo Rahmadi )


Dengan misi penyelamatan yang berkelanjutan untuk membantu sekelompok anak laki-laki Thailand dan pelatih sepak bola mereka melarikan diri dari gua di Chiang Rai, Thailand, menangkap perhatian dunia, perlu dicatat bahwa ada kesamaan antara gua di Thailand dan Indonesia.
Ahli biologi gua dan penjelajah Cahyo Rahmadi mengatakan kepada kompas.com bahwa insiden itu mengajarkan pelajaran berharga tentang sistem peringatan dini.
Sistem seperti ini memberi tahu orang-orang tentang bencana yang masuk dengan cara yang tepat waktu dan sistematis, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan. Sistem peringatan banjir terdiri dari empat elemen dasar, yaitu pengetahuan risiko, pemantauan, kemampuan respons dan komunikasi peringatan.

Cahyo  merinci semua aspek pengetahuan risiko di bawah ini.

1.    MUSIM
"Menjelajahi gua adalah kegiatan berisiko tinggi, jadi hal pertama yang harus disadari adalah kita harus tahu musim apa kita berada," kata Cahyo, yang juga peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Mengenali musim, katanya, adalah sesuatu yang mendasar tetapi sangat penting.

"Kecelakaan paling berbahaya di gua berasal dari banjir," kata Cahyo. "Telah terjadi beberapa kali di Indonesia di tempat-tempat seperti Tasikmalaya dan Karawang, Jawa Barat, dan di Gunung Kidul, Yogyakarta."

Disarankan untuk menghindari gua selama musim hujan. Hal yang sama berlaku untuk periode transisi antar musim.

Transisi dari alasan hujan ke musim kemarau pada bulan Februari, Maret dan April berarti gua akan berada di negara mereka yang paling tidak terduga, kata Cahyo.

“Musim hujan membuat tanah tergenang air. Sedikit hujan berarti air masuk ke sungai bawah tanah, yang kemudian dapat mengakibatkan banjir, ”katanya.

Selama topan November lalu, gua di Gunung Kidul, Yogyakarta, dipenuhi air. "Apa yang membuatnya berisiko adalah kami tidak pernah tahu pasti kapan air akan masuk dan membanjiri gua," katanya.


2.    Karakteristik gua
Cahyo mengatakan penting untuk memiliki pemahaman tentang karakteristik dan rute gua.
“Mirip dengan yang ada di Tham Luang, ada banyak gua di Indonesia dengan sungai bawah tanah,” katanya.
Lorong-lorong di beberapa gua Thailand dipenuhi air, jadi satu-satunya cara untuk keluar adalah dengan menyelam, menurut Cahyo.

3.    Bepergian dengan para ahli
Cahyo menekankan pentingnya caving dengan profesional berpengalaman.
"Apa yang terjadi di Thailand, mereka bukan penjelajah dan mungkin pergi untuk tujuan rekreasi," katanya. “Untuk kegiatan apa pun di gua, sebaiknya pergi dengan seseorang yang berpengalaman.”

4.    Banjir bandang
Cahyo mengatakan bahwa, sebagian besar waktu, sulit untuk memprediksi kapan gua banjir.
Dia ingat bahwa, dalam salah satu pengalamannya, saat menjelajahi gua, banjir menerjang meskipun tidak ada hujan di mulut gua.
Cahyo mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengantisipasi banjir adalah dengan berkomunikasi dengan seseorang yang tugas utamanya adalah berdiri di mulut gua dan memantau kondisi sekitarnya. (wng)

Sumber diterjemahkan dari artikel berbahasa inggris di http://www.thejakartapost.com

bletog fantasi

saya sahal, dan saya selalu tersenyum untukmu

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama